Senin, 13 Agustus 2012
skeptisnya seorang ilmuan
Skeptisme... rahasia yang selama ini menjadi kunci keberhasilan setiap ilmuan dalam mengungkap kebenaran ilmiah dari sebuah permasalahan. Tapi tahukah kamu mengapa mereka menggunakan teknik tersebut? Ini adalah sebuah pertanyaan menarik yang perlu dicari pemecahannya.
Terkadang manusia menganggap sesuatu yang ada di alam ini terjadi karena atas kekuasaan Tuhan. Dan pernyataan ini bukanlah hal aneh, sebab semua yang ada di alam ini memanglah hasil penciptaan-Nya. Hanya saja prinsip ini jarang dan bahkan tidak sama sekali mereka (ilmuan_red) gunakan. Problemnya adalah jika mereka menggunakan apa yang yang menjadi pemahaman masyarakat awam, maka tidak akan membuat mereka berinisiatif mencari tahu tentang sesuatu. Salah satu contoh yang paling sederhana, yakni prosesi kelahiran. Sebagai manusia biasa, kita pasti bertanya-tanya,” mengapa bayi yang ada didalam kandungan sang ibu tidak mati, padahal didalam perut sang bunda tidak terdapat oksigen yang cukup untuk bernafas. Dan juga bagaimana sang bayi bisa bertahan tanpa makanan yang langsung disuapkan kepadanya?”.
Apabila pertanyaan diatas kita ajukan kepada masyarakat awam atau seorang yang ahli ibadah, maka jawabannya tidak lain adalah atas kekuasaan Tuhan. Berbeda jika pertanyaan ini kita ajukan kepada seorang ilmuan, mereka pasti akan menjawabnya dengan jawaban yang memiliki kevalidan yang cukup.
Apa yang membedakan kita dengan seorang ilmuan? Sekali lagi jawabannya adalah mereka menggunakn sikap skeptisme pada hati mereka, dan mereka pada awalnya menolak konsep ketuhanan. Pertanyannya sekarang adalah apakah pantas kita sebagai seorang yang memiliki dan berprinsipkan ketuhanan mengikuti cara para ilmuan tersebut?
Banyak para ilmuan yang tadinya tidak mengakui konsep ketuhanan justru sangat meyakininya disebabkan atas penemuan mereka sendiri. Misalnya saja seorang yang mempelajari mengenai asal usul atom. Dunia fisika dan kimia telah mengemukakan teori mengenai atom dimulai sejak zamannya Democritus, Aristoteles, John Dalton, J.J thomson dan masih banyak lagi yang berakhir dengan teori mekanika kuantum. Pada penemuan yang terakhir ini mereka menemukan unit terkecil dari atom yang dinamakan Quark. Jika Aristoteles mengatakan bahwa atom dapat dibagi terus menerus tanpa ada batas akhir maka teori yang terakhir ini justru mengatakan yang sebaliknya. Dimana atom akan terbagi terus sampai pada titik yang tak dapat dibagi lagi (quark). Pertanyaan yang nantinya mengarahkan pada konsep ketuhanan adalah darimana asal quark tersebut?
Dengan mengerahkan segala pemikiran yang berkonsep tinggi dan pemahaman akan alam yang tak diragukan lagi kejeliannya, mereka tetap saja tak mampu menjelaskan lagi darimana asal benda tersebut. Akhirnya mereka sampai pada satu kesimpulan bahwa ada satu kekuatan besar yang telah menciptakannya. Dan kekuatan itu tidak lain adalah kekuatan Allah Yang Maha Besar.
Skeptisme ini merupakan konsep yang justru membawa kita pada pengakuan tentang kebesaran Allah dengan seyakin-yakinnya jika kita benar-benar memahami ayat-ayat kauniyah (tanda-tanda di alam) dengan sungguh-sungguh.
Inilah pemaparan singkat tentang skeptisnya para ilmuan dalam menelaah alam ini. Semoga ada manfaatnya. Terima kasih.
Reported by: David Saidi
sinkretisme
sadarkah kita akan kekurangan pengetahuan kita tentang agama? Banyak orang
merasa agama tidak perlu dipelajari, karena ini adalah identitas yang
seharusnya telah diketahui setiap insan. Boleh jadi mereka menganggap
bahwa mempelajari agama adalah membuang-buang waktu. Tidak heran ketika
kita membandingkan jumlah universitas bersimbol agama dengan universitas
yang mengedepankan keilmuan, yang kita dapati ternyata lebih banyak
universitas umum. Sekarang kita harus memperhatikan gejolak yang terjadi
pada masyarakat saat ini, budaya dan agama tidak dapat dipisahkan satu
dengan yang lainnya. Apakah nilai-nilai budaya serupa dengan nilai-nilai
agama? Apakah kita dianggap tak berdosa ketika menggabungkan agama
dengan budaya? Atau apakah ketika ada norma agama yang tidak sesuai
dengan budaya lantas norma tersebut dihilangkan?Sinkretisme adalah
sebuah paham yang mengatakan bahwa agama dan budaya adalah satu kesatuan
yang utuh. Sehingga terkadang anggota masyarakat tidak mampu lagi
membedakan mana yang masih dalam batasan agama dan mana yang sudah
kelewat batas. Pernakah terbesit dalam pikiran Anda ketika berjabat
tangan dengan seorang wanita bahwa hal tersebut dilarang agama? Pernakah
terlintas dalam pikiran Anda bahwa melihat wanita dengan pandangan yang
tidak semestinya itu dilarang agama?Saya yakin hal tersebut tidak
terpikirkan oleh kita. Anggapan yang telah berkembang pada masyarakat
bahwa bukankah berjabat tangan adalah ciri khas bangsa kita yang
mengedepankan sopan santun dalam pergaulannya? Bukankah ketika kita
berbicara dengan siapapun itu harus melihat langsung wajah sang
pembicara? Ini adalah kata-kata pamungkas yang sering dikatakan oleh
orang-orang yang ingin membenarkan apa yang dilakukannya. Sebagai Muslim
yang baik marilah kita menjaga norma-norma agama, dengan tidak
meninggalkan budaya kita. Jangan sampai kita masuk dalam golongan
orang-orang yang dikenal baik dalam pandangan manusia, tetapi hina dalam
pandangan agama. Walaupun demikian bukan berarti kita terlalu fanatik
terhadap agama. Contoh yang saya sebutkan diatas mengenai berjabat
tangan, maupun memandang seorang wanita, akan menjadi sesuatu yang tidak
melanggar agama jika hal tersebut dilakukan semata-mata karena ada
kepentingan yang mengahruskan kita melakukan perbuatan diatas.Bahaya
sinkretisme telah mendarah daging di setiap sendi kehidupan Muslim.
Marilah kita menjaga diri, kehormatan bangsa dan agama dengan
menempatkan sesuatu pada tempatnya dan tidak berlebi-lebihan.
Langganan:
Postingan (Atom)